Faktor Hancurnya Generasi Muda



Oleh : Muhammad Rafiyudin

Whats’up Blogger… selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam….
Berjumpa kembali bersamaku, di Anak Desa. dan pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Faktor Hancurnya Generasi Muda (Jeng…jeng…jeng…)

Namun, sebelum kita masuk kedalam pembahasan, bagi kamu yang belum menekan tombol subscribe, silahka. . . .
STOP!!! Ini bukan youtube bro!!

Weits… I am Sorry bro and Sist. Kebiasaan bikin Opening youtube, jadinya kebawa deh hehehe…
Baiklah, tak usah berlama-lama, kita langsung ke pembahasan
Chek This Out….



Generasi Muda adalah satu-satunya harapan bangsa, yang diembankan sebuah tanggung jawab untuk membawa kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, harapan dan fakta tak sesuai dengan alur ceritanya.

Masih banyak sekali kasus-kasus yang tergolong kedalam kasus berat yang menjerat para generasi muda. Seperti yang baru-baru terjadi di awal tahun 2019 ini. Yakni, kasus 12 Siswi SMA yang mengkroyok 1 siswi SMP, masih maraknya kasus tawuran pelajar, ditambah dengan kaus narkoba, yang terus menerus merajalela di kalangan generasi muda.
Lantas hal apa saja yang menjadi faktor dari hancurnya generasi muda???

Inilah hal-hal yang menjadi faktor hancurnya generasi muda versi Anak Desa :

1.      1. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang paling berpengaruh terhadap psikologis anak. Jadi, apabila lingkungan keluarga seorang anak kurang baik, seperti sering terjadinya pertengkaran orang tua dihadapan anak. Tentu saja ini akan membuat psikologis anak terganggu. dan membuat anak cenderung tidak betah berada di rumah, dan membuat anak tersebut menjadi pemurung, karena terus menerus ditekan oleh pertengkaran orang tuanya. Sehingga mendorong si anak untuk melakukan apa saja demi kebebasan pikirannya yang tertekan oleh pertengkaran orang tuanya.

2.      2. Teman/Sahabat


Pertemanan atau persahabatan menjadi faktor ke-dua hancurnya generasi muda. Jika seorang anak bergaul dengan anak-anak yang suka memakai narkoba, tentu tidak menutup kemungkinan anak tersebut terjerat atau terjaring kedalam kelompok pemakai narkoba. Biasanya yang menjadi alasan adalah karena rasa solidaritas. Padahal arti kata solidaritas itu sendiri tidak mengajarkan untuk mengikuti hal yang tidak baik.

3.      3. Social media

Sosial media menjadi faktor yang ke-tiga dari kehancuran generasi muda. Tidak adanya batasan usia dalam sosial media menyebabkan generasi muda bebas mengakses apapun yang mereka cari. Interaksi dengan orang yang tak dikenalpun seakan menjadi hal yang biasa saja. Padahal jika kita telaah, kasus demi kasus yang sudah memakan banyak korban, itu dimulai dari sosial media. Seiring berkembangnya zaman, sosial media semakin tak karuan, banyak sekali aplikasi, dan situs tak berfaedah yang meracuni para generasi muda. Mungkin ada yang pernah mendengar kasus seorang wanita yang viral dari sebuah aplikasi, lalu kemudian menjadi tranding dalam dunia televise. Menjadi tranding dalam dunia televise dengan melakukan hal konyol bukanlah suatu kebanggaan, melainkan suatu penghinaan terhadap diri pribadi.




Lantas dengan cara apa kita mencegah kehancuran generasi muda ???

Berikut adalah cara mencegah kehancuran generasi muda versi Anak Desa.


1.      Ciptakan Suasana Rumah yang Nyaman

Untuk menciptakan suasana nyaman di rumah, sangatlah mudah. Kita bisa melakukannya dengan berbagai cara seperti, Pergi refreshing bersama keluarga, buka obrolan dengan anak, ceritakan hal yang bersifat memotivasi anak, dan lain sebagainya.

2.      Ketahui siapa yang menjadi teman/sahabat anak

Untuk mengetahui hal ini, kita bisa melakukan obrolan singkat dengan anak. Seperti contohnya
“Di Sekolah main sama siapa aja?”
“Temen-temen kakak di sekolah anak mana aja?”
Dan lain sebagainya, tentu saja jangan menggunakan nada tinggi saat mengajukan pertanyaan ini, karena itu akan menyebabkan anak merasa takut untuk menjawab.

3.      Berikan Batasan Tertentu kepada Anak dalam Pengaksesan Sosial Media
Pemberian batasan ini, jangan dilakukan dengan cara yang kasar dan memojokan. Berikan batasan yang bersifat wajar, dengan cara memberi jadwal kepada anak. Misalnya, jam belajar dilakukan pada jam 19.30 sampai dengan 20.30 lalu dari jam 20.30 sampai dengan 21.00 waktu untuk bermain smartphone. Dari dari jam 21.00 waktu untuk berisitirahat.
                                 



Nah, itulah tadi pembahasan tentang “Faktor Hancurnya Generasi Muda” versi Anak Desa. bagi kamu yang belum menekan tombol subscribe, silahka…
PLEASE MEN!!! Ini bukan Youtube!!!

Aihihi…. Maafkan aku yahh teman-teman, kebiasaan bikin opening sama penutupan Youtube. jadinya gabisa move on deh >.< tapi no problem yahh… hehehe…

Penasaran Sama Youtubeku???
Ini nih linknya . . . . .

               Okay, See you next artikel, semoga bermanfaat, dan……. JANGAN LUPA SHALAT J

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor Hancurnya Generasi Muda"

Post a Comment

Beri aku 1001 kritik dan saran :)