Oleh : Muhammad Rafiyudin
Hidup
adalah sebuah misteri yang semakin kita cari tahu maka kita akan semakin
penasaran dengan misteri hidup kita sendiri. Tergantung jalan mana yang kita
pilih untuyk menelusuri misteri itu sendiri, lewat jalur kanan kah? Atau jalur
kiri? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Maka dari itu pandai-pandai lah
dalam memilih jalur. Seperti alat transportasi yang sering kita gunakan setiap
hari. Pesawat dengan jalur udaranya, perahu dengan jalur airnya, dan mobil,
motor, kereta dengan jalur daratnya.
Hidup
ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah
bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini
telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga
rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Kematian,
kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahi yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Dengan
tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah inilah yang
memacu kita untuk berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh dan muslih. Dengan usaha
yang keras untuk mencapai cita-cita tertinggi yang setiap muslim di dunia ini,
yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni kamar yang tidak ada duanya di
alam semesta, yakni Surga.
Keimanan seorang Mukmin mencakup
enam kategori yang mana salah satunya adalah mengimani Qadha dan Qadar. Qadha’
dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak terpisah dari
yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar,
dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barangsiapa
bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan
dan merobohkan bangunan tersebut.
Qadha’
dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak terpisah dari
yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar,
dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barangsiapa
bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan
dan merobohkan bangunan tersebut.
Dikatakan
pula sebaliknya, bahwa qadha’ ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang dengannya
Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya penciptaan
sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya.Ibnu Hajar
al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’ adalah
ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar
adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut.”
Dikatakan,
jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana masing-masing dari
keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah diutarakan dalam dua
pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari kedunya disebutkan sendirian,
maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.
Fungsi
beriman kepada Qadha dan Qadar ialah untuk :
1.1. Memperkuat
keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa ,
maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana.
2.2. Menumbuhkan
kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan
– ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum alam.
3. 3. Meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah SWT.
4.4. Menumbuhkan
sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela.
5.5. Mendorong
umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat,
sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari
hari ini.
Setiap
perkara selalu ada himahnya. Jangankan perkara baik, perkara burukpun selalu
ada hikmahnya. Begitupula beriman kepada Qadha dan Qadar ada banyak sekali
hikmah yang dapat kita ambil, diantaranya :
Ø Melatih
diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Ø Menjauhkan
diri dari sifat sombong dan putus asa
Ø Memupuk
sifat optimis dan giat bekerja
Ø Menenangkan
jiwa
Segala
sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah memiliki ketetapan dan ketentuannya
masing-masing. Baik kejadian baik maupun kejadian buruk, jangan pernah untuk menyesalinya,
karna seburuk apapun kejadian yang kita alami aka nada hikmah yang kita dapat
dari kejadian itu.
Perbanyaklah
rasa syukur kita kepada Yang Maha Kuasa, karena segala sesuatu yang kita dapat
selalu datang dari-Nya.
Do’a
yang mana, usaha kita yang keberapa, kita tidak pernah tahu mana yang akan
membawa kita dalam keberhasilan. Tugas kita hanya satu, tidak menyerah.
Semoga
Bermanfaat…
Jangan menyerah... terus berprasangka baik ����
ReplyDeleteIyapsss betull syekaliii
DeleteMantap. Selalu bersyukur dan berserah diri padaNya
ReplyDeleteHuum betul mbaa 🙌
DeleteTerkadang sulit untuk tetap berhusnuzon kepada Allah saat mendapatkan perkara buruk. Huhu...saya ini maahh..
ReplyDelete