Terorisme yang Mengatasnamakan Agama Islam.


Oleh : Muhammad Rafiyudin

Hallo! Jumpa lagi bersama Anak Desa yang riang gembira namun selalu posting tulisan yang seakan-akan menggambarkan dirinya sedang tak bahagia. Hehe…

Pada kesempatan kali ini saya selaku penulis sekaligus pemilik blog Anak Desa akan mencoba mengangkat tema tentang yang berjudul terorisme yang mengatasnamakan agama islam.

Sebelum lanjut membaca, silahkan sediakan minuman dan makanan kecil untuk menemani membaca ya. Boleh dingin ataupun hangat, bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.

Baiklah sekarang kita akan masuk ke dalam kata “Terorisme” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terorisme memiliki arti sebagai penyalahgunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha pencapaian tujuan (terutama tujuan politik).

Selain itu, terorisme juga sering kita artikan atau sering kita kenal dengan suatu tindakan yang mengancam kenyamanan dan juga ketertiban khalayak umum. Seperti contohnya yang terjadi di Mako Brimob dan juga Surabaya. Bahkan hampir saja tindakan teror itu dilakukan disebuah gereja yang juga berada di Surabaya. Pelakunya sendiri memiliki KTP yang menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang muslim.

Bagaimana bisa seorang muslim bercadar melakukan tindakan terorisme? Sungguh aneh bukan. Mungkin orang muslim yang satu ini ingin mati syahid dalam membela agama, sehingga dirinya melakukan tindakan terorisme. Padahal jika ingin mati syahid di jalan Allah SWT. Tinggal pergi saja ke Palestina, disana sudah jelas orang-orang mati karena pertempuran. Bukan karena tindak kejahatan terorisme.

Di dalam islam sendiri tidak ada ayat ataupun hadist yang memperintahkan dan mengajarkan tentang terorisme. Jadi sebenarnya atas dasar apa pelaku terorisme Surabaya ini melakukan tindakan terorisme.?  

Insiden seperti ini yang menyebabkan banyak pemikiran-pemikiran buruk terhadap islam mulai berdatangan. Padahal jika kita melihat semua insiden yang terjadi di dunia ini dari satelit, umat islam bukanlah umat terorisme. Melainkan korban terorisme dari bangsa yahudi.

Kita ambil contoh nyata yang terjadi di Palestina, sudah berapa tahun Palestina dijajah oleh Israel? Apa ada yang mau untuk ikut campur dalam menyelesaikan permasalahan di sana? Bukan tidak ada yang mau membantu, tapi semua negera takut akan Negara yang memiliki kuasa tertinggi di PBB. Jika kita pahami lebih dalam soal PBB, kita akan senantiasa membela Palestina dan memberontak pada PBB karena organisasi ini hanya diam seperti sedang menyaksikan anak ayam yang berada di kandang macan.

Tapi, ketika umat islam melawan, seluruh dunia memberikan cemoohan dan menklaim islam adalah teroris. Pemahaman seperti apa yang diterapkan oleh orang yahudi dalam mengartikan kata “Terorisme” Sehingga mereka menganggap orang islam yang melawan adalah teroris, sedangkan orang yahudi yang melakukan teror terus-menerus terhadap orang islam di Palestina hanya dibiarkan. Orang Jawa bilang “Wong Edan” (maaf)

Silahkan diminum dan dinikmati minuman dan makanan kecil yang sudah disiapkan ketika akan membaca tadi! Sebelum kita lanjut membahas tentang terorisme.

Dua tragedi terorisme yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu yang bisa dikategorikan singkat. Seakan menggelitik akal dan naluri saya selaku pelajar SMA.

Pasalnya insiden itu datang ketika Indonesia sedang kebanjiran orang luar negeri yang sedang mencari pekerjaan di Indonesia, dan ketika Indonesia sedang diambang krisis moneter. Di mana nilai dolar meningkat hingga mencapai angka empat belas ribu lebih.

Bukankah ini adalah suatu kegagalan sistem politik yang ada di Negara kita? Tidak ada yang berani menyatakan bahwa ini adalah suatu kegagalan politik. Lantas apa menurut anda selaku masyarakat? Ada yang berani memberikan komentar terhadap beberapa insiden ini? Silahkan tuliskan aspirasi anda dalam sosial media. Karena kita semua memiliki kebebasan dalam berpendapat, dengan syarat masih dalam konteks yang aman. Karena UU Pasal 28 ayat E sudah memiliki pasangan yaitu UU ITE yang mengatur tentang penggunaan sosial media.

Sedikit menyisipkan apa yang disampaikan Rocky Gerung yang pernah berkata dalam acara di stasiun televise, beliau menyatakan bahwa “Integritas adalah salah satu kata yang sering menjadi alasan bagi para pelaku politik Negara kita. tapi pada kenyataanya, variable integritas itu sendiri tidak berjalan sesuai dengan alurnya. Bahkan bukan hanya variable integritas tapi hampir seluruh variable di Negara kita ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.”

Lanjut membahas terorisme, jika kaitkan beberapa insiden terorisme yang ada dengan pengertian terorisme itu sendiri, yang menyatakan bahwa terorisme adalah tindak penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakukan dalam mencapai sebuah tujuan (terutama tujuan politik)

Lantas, apakah ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh para polotikers yang menggunakan nama islam sebagai pelakunya?

Yang jelas islam bukanlah agama yang mempelajari dan mendalami ilmu dan pemahaman terorisme.

#OneDayOnePost
#Odopbicara
#Odopbicaraterorisme
#Terorisbukanislam

#Islambukanteroris

Subscribe to receive free email updates:

6 Responses to "Terorisme yang Mengatasnamakan Agama Islam."

  1. nonton pernyataan Bpk Tito Karnavian di ILC Selasa malam kemarin (15/5), mungkin bisa membantu bagaimana cara berpikir teroris biadab itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. pola pikir mereka(teroris) masih dangkal. tak akan paham meski diberi 1001 wejangan.

      Delete
  2. Mari perangi terorisme, Islam memanglah lembut, namun, bukan berarti bisa diusik.

    ReplyDelete

Beri aku 1001 kritik dan saran :)