Perjalanan Singkat
Oleh
: Muhammad Rafiyudin
Akhir semester 2, pada
saat class meeting tepatnya. Di mana kelas 9 sudah selesai melaksanakan ujian
akhir sekolah dan juga ujian nasional.
Ahmad dan
teman-temannya sedang menunggu giliran bermain dengan menonton pertandingan
futsal putra antara kelas 7a vs kelas 8b.
“ weh, gw ada formulir Alta nih”
Ketus salah seorang teman Ahmad sambil membuka tas dan juga mengambil sebuah
map yang di dalamnya adalah sebuah formulir.
“
Mana? Sini buat gw aja!” Pinta Ahmad
“
Serius ga nih?”
“
Iyah serius, siniin”
“
Yaudah nih” Sambil menyerahkan map.
Ahmad sebenarnya sudah
mempunyai 2 formulir pendaftaran sekolah menengah kejuruan, dan kini ia
memiliki tiga formulir pendaftaran sekolah menengah kejuruan yang di antaranya adalah
: SMK IKHLAS Jawilan, SMKN 1 Cikande, dan SMK AL-HASANAH Jayanti.
Ia memang memiliki
niatan untuk melanjutkan pendidikan di
sekolah menegah kejuruan. Ketiga formulir tersebut Ahmad dapatkan dengan cara
meminta dari teman-temannya yang memiliki kakak/saudara di sekolah tersebut.
***
“ Ma,
Pak yeuh aya tilu formulir, ndek diisi numana?” Ahmad mendekati Bapak dan
Ibunya yang sedang duduk di teras rumah, sambil menyodorkan 3 formulir yang ia
bawa.
“
Formulir naon iyeu? Formulir pendaftaran tah?”
Tanya Bapak Ahmad.
“
Hooh, iyeu formulir Gorda ( SMKN 1 Cikande), iyeu formulir Jawilan (SMK
Ikhlas), iyeu formulir Jayanti ( SMK AL-Hasanah)”
Jawab Ahmad sambil menunjuk dan menjelaskan persyaratan masuk di tiga sekolah
kejuruan tersebut.
“
Sia ndek ka SMK?” Tanya Ibu Ahmad yang sedari tadi
menyimak.
“
Hooh” Jawab Ahmad dengan nada rendah, sambil menundukan
kepalanya.
“
Henteu, Ema mah moal satuju, lamun diteruskeun ka SMK mah.! Mendingan ulah
sakola, daripada sakola di SMK mah, moal, moal mantakan bener.!”
Ibu Ahmad tidak menyetujui permintaan Ahmad yang ingin melanjutkan pendidikan
di sekolah kejuruan. Alhasil ketiga formulir yang Ahmad dapatkan dengan susah
payah itupun di sobek oleh Ibu Ahmad.
Tanpa sepatah kata
apapun Ahmad langsung masuk kedalam rumah dan menuju kamar, dengan rasa kesal
dan kecewa kepa Ibunya. Bapak Ahmad hanya terdiam melihat dan mendengar apa
yang dikatakan oleh sang Ibu.
***
Seminggu kemudian,
Ahmad yang sempat putus asa, karena tidak dibolehkan untuk melanjutkan
pendidikan ke sekolah kejuruan. Ia bingung harus kemana ia melanjutkan
sekolahnya. Sempat ia berbicara kepada orang tuanya, bahwa ia tidak akan
melanjutkan pendidikan dan ia memilih untuk mondok. Namun, orang tua Ahmad
mempunyai keingian yag lain. Ya, bukan berarti Ahmad tidak boleh untuk mondok,
melainkan keinginannya harus di tunda kurang lebih sekitar tiga tahun lagi.
Setelah lulus dari SMA tepatnya.
Hingga tiba suatu hari
di mana semua teman-temannya sudah melakukan pendaftaran kesekolah yang mereka
inginkan masing-masing, Ahmad belum juga melakukan pendaftaran. Sedangkan,
waktu yang ia miliki hanya tinggal beberapa minggu lagi.
Orang tua Ahmad yang
ingin Ahmad memiliki ijazah SMA menyarankan kepada Ahmad untuk melanjutkan
pendidikannya di SMAN 1 Cikande. Ya, salah satu sekolah favorit di Cikande.
Ahmad hanya menuruti
keinginan dan pilihan dari orang tuanya. Namun, ada rasa takut dari dalam diri
Ahmad, ia takut akan gagal untuk kedua kalinya masuk ke sekolah negeri.
***
Ahmad di antar oleh
Ibunya untuk mengambil formulir pendaftaran kerumah Bu Ulfah, yang merupakan
guru mata pelajaran B.Indonesia di SMP Islam El-Mizan dan juga di SMKN 1
Cikande.
Bu Ulfah menjelaskan
bebera persyaratan yang harus di penuhi sambil memberi motivasi kepada Ahmad,
agar Ahmad semangat dalam mengikuti tes yang akan dilaksanakan di pertengahan
puasa nanti.
Setelah selesai
mengambil formulir. Keesokan harinya Ahmad mulai memenuhi satu persatu
persyaratan yang harus ia penuhi untuk bisa masuk ke SMAN 1 Cikande.
***
Hingga tiba saat
pelaksanaan tes tulis. Ahmad menuju ke SMAN 1 Cikande bersama 4 teman putrinya,
ya, Ahmad adalah satu-satunya laki-laki dari SMP Islam El-Mizan yang
melanjutkan ke SMA semua teman laki-lakinya memilih ke SMK.
Sesampainya di SMAN 1
Cikande. Ahmad tidak menyangka bahwa ia akan berjumpa dengan beberapa teman
sekolah dasarnya, yang juga akan mengikuti tes tulis di SMAN 1 Cikande.
Ia bertemu dengan
Rangga, salah seorang alumni dari SMP PGRI yang juga merupakan teman semasa
sekolah dasarnya.
Tes tulis berlangsung
dengan tertib dan juga lancar. Semua soal berhasil Ahmad kerjakan. Meski tidak
yakin semua jawabannya benar. Ahmad hanya berdo’a dan berharap semoga ia tidak
gagal untuk kedua kalinya.
***
Beberapa hari setelah
tes tulis dilaksanakan, pengumuman diterima atau tidak diterima sudah dapat di
ambil di SMAN 1 Cikande. Ahmad yang memang dari awal tidak niat dan hanya
menuruti keinginan orang tuaya untuk bersekolah di SMA, terlambat beberapa jam
untuk mengambil surat keputusan diterima atau tidak diterima, karena ia kesiangan.
Bahkan setelah ia sampai di SMAN 1 Cikande surat miliknya sudah di ambil oleh salah
seorang temannya.
Ahmad penasaran dengan
isi dari surat tersebut. Kemudian ia membuka amplop berisi kertas berwarna
kuning, tanpa memarkirkan terlebih dahulu kendaraanya. Ia kaget setelah membaca
surat tersebut, ternyata Ahmad diterima
di SMAN 1 Cikande dan akan menempati kelas X IPS 1. Ya, Ahmad diterima di
jurusan IPS. Meski diterima di jurusan IPS. Ia tidak perduli, karena memang ia
tidak memiliki minat untuk masuk jurusan IPA.
Lalu Ahmad pulang untuk
memberi kabar gembira kepada orang tuanya. Bahwa ia berhasil masuk dan diterima
di SMAN 1 Cikande.
Bersambung…
*“
Ma, Pak yeuh aya tilu formulir, ndek diisi numana?”= “Bu,Pak nih ada tiga
formulir, mau diisi yang mana”
*“ Formulir naon iyeu? Formulir pendaftaran
tah?”= “ Formulir apa ini? Formulir pendaftaran tah?”
*“ Hooh, iyeu formulir Gorda ( SMKN 1
Cikande), iyeu formulir Jawilan (SMK Ikhlas), iyeu formulir Jayanti ( SMK
AL-Hasanah)”= “ Iyah, ini formulir Gorda ( SMKN 1 Cikande), ini formulir
Jawilan (SMK Ikhlas), ini formulir Jayanti (SMK AL-Hasanah)
*“ Sia ndek ka SMK?”= “Kamu mau ke SMK?”
*“ Hooh”= “ Iyah”
*“ Henteu, Ema mah moal satuju, lamun
diteruskeun ka SMK mah.! Mendingan ulah sakola, daripada sakola di SMK mah,
moal, moal mantakan bener.!”= “ Tidak, Ibutidak akan setuju, jika dilanjutkan
di SMK.! Mending tidak usah sekolah, daripada sekolah di SMK mah, tidak, tidak
akan benar!”
#OneDayOnePost
#ODOPbatch5 #BismillahLulus #TantanganVII&VII #CerbungEpisode9
Kenapa ya Mak kok gak setuju sama SMK? T_T
ReplyDeleteWeslah, Selamat ya Ahmad ^_^
Emak emg susah 😂😂
ReplyDelete