Laki-lai Berbadan Besar
dengan Pria Paruh Baya
Prak… tangannya
mendarat dengan keras ke meja yang ada didepannya sambil berkata “Bagaimana
bisa kau mengatakan itu kepadaku, sedangkan kau sendiri tidak tahu siapa aku!” Pukulan meja dari seorang pria berbadan
besar, dengan kaos biru dan celana lepis hitam ini membuat seisi café menjadi
hening selama tiga seperempat detik.
“Tentu
saja, aku tahu” Balas seorang pria paruh baya yang duduk di depannya yang
meneruskan perkataannya dengan terus menatapi rintik kopi yang jatuh di meja
sebab pukulan dari laki-laki berbadan besar itu “Duduklah anak muda!, kau harus
menghormati orang tua!”
Laki-laki
berbadan besar itu hanya mengikuti perintah dari pria paruh baya dengan raut
muka yang sangat kesal, atas apa yang diucapkan oleh pria paruh baya ini.
Percakapan laki-laki berbadan besar dengan pria paruh baya-pun berlanjut. Pria
paruh baya mulai menjelaskan maksud dari pernyataannya yang membuat laki-laki
berbadan besar sangat kesal hingga harus memukul meja. “Kau memiliki badan yang
sangat kekar, kau memiliki pendirian yang kuat, dan juga memiliki kepribadian
yang keras”
Belum
sempat menyelesaikan perkataanya, laki-laki berbadan besar memotong dengan
mengatakan “Lantas mengapa kau mengatakan, bahwa aku akan kalah oleh
orang-orang yang tak sekelas denganku!? Bukankah mereka yang akan kalah
denganku?”
“Hahaha”
Pria paruh baya tertawa mendengar pernyataan dari laki-laki berbadan besar,
sambil menyeruput sisa kopinya dan kembali melanjutkan perkatannya.
“Dasar
anak muda, pikiranmu sangat dangkal. Aku semakin yakin bahwa kau akan kalah
dengan orang-orang yang berada dibawahmu, bahkan aku mengkategorikanmu kedalam
orang yang lemah”
“Apa
yang kau maksud pak tua! Ocehanmu, semakin membuat darahku mendidih!”
“Minumlah
kopimu! Agar otakmu bisa bekerja dengan normal”
“Kau
sudah gila pak tua! Aku datang kesini untuk menghibernasikan pikiranku, bukan
untuk mendengarkan ocehanmu!”
“Hahaha…
apa kau bilang? Menghibernasikan pikiran?”
***
Waktu
menunjukan pukul 15.45 di mana pada saat itu seorang laki-laki dengan postur
badan besar memasuki sebuah café yang ada di sebelah Timur Universitas Maju Jaya,
Jawa Tengah. Laki-laki ini berjalan menuju meja kosong yang ada di dekat
jendela sebelah barat dalam café. Kemudian pelayan café menghampirinya dengan
membawa buku menu pesanan dan buku serta pulpen untuk mencatat pesanan.
Laki-laki ini hanya memesan kopi Toraja, tanpa memperdulikan buku menu pesanan
yang sudah disuguhkan pelayan di atas mejanya. Pelayan café pun bergegas menuju
dapur untuk menyerahkan catatan pesanan kepada juru dapur.
Belum
sempat pesanannya datang, seorang pria paruh baya bertopi koboi menghampiri
laki-laki berbadan besar itu dengan membawa secangkir kopi sambil meminta
kepada si laki-laki untuk duduk.
“Boleh
aku duduk di sini anak muda?” Tanya pria paruh baya dengan nada lirih.
“Oh,
yaa silahkan Pak” Jawab laki-laki dengan postur badan besar itu.
Baru
saja si pria paruh baya ini duduk, seorang pelayan menghampiri dengan membawa
segelas kopi, yang sudah dipesan oleh laki-laki berbadan besar tadi.
“Rupanya,
kau juga memesan kopi anak muda” Ujar pria paruh baya.
“Iyah,
betul” Sahut laki-laki berbadan besar.
“Nampaknya
lima sampai tujuh tahun kedepan kau akan kalah oleh orang-orang berbadan kecil
nak!”
***
“Tenanglah!
Di tempat dudukmu itu, nikmati kopimu dengan khidmat. Biar aku bantu
menhibernasikan sekaligus membersihkan pikiranmu itu!” Ucap pria paruh baya
dengan nada tinggi. Laki-laki berbadan besar ini tertunduk mendengar nada
tinggi dari pria paruh baya.
“Menghadapi
pria tua nan lemah sepertiku saja, kau masih menggunakan emosi dan kekuatanmu.
Lalu bagaimana caramu menghadapi saingan-sainganmu yang tak memiliki badan
sepertimu!? Apa kau akan menghabisi mereka dengan kekuatanmu itu? setelah
menghabisinya, kau akan lari mencari tempat persembunyian dari kejaran polisi?
Ingatlah nak! Kekutanmu akan kalah oleh kecerdikan saingan-sainganmu!”
Laki-laki
berbadan besar mulai gemetar mendengar apa yang dikatakan oleh pria paruh baya
kepadanya. Ia hanya bisa menundukan kepalanya, tanpa mampu melihat wajah dari paruh
baya yang terus menasihatinya.
“Jika
kau terus menghadapi segala sesuatu yang terjadi dengan emosi yang kau
lampiaskan dengan kekuatanmu itu. Kau akan kalah dengan mereka yang mampu
mengahadapi segala sesuatu dengan kepala dingin yang dilampiaskan melalui
kecerdikan-kecerdikan mereka!”
*Selesai*
#OneDayOnePost
Bagus banget. Ini tentang karakter.. karakter.. dan karakter.
ReplyDelete