Perjalanan Singkat Episode 3

Perjalanan Singkat

Oleh : Muhammad Rafiyudin


Setelah beberapa hari menunggu kabar. Akhirnya Ahmad mendapat informasi bahwa hasil tes tulis akan di bagikan pada hari Sabtu pukul 11.00 di sekolah dasarnya. Ahmad yang sudah tak sabar dengan hasil tes nya merasa gelisah antara sedih dan bahagia. Sedihnya ia takut tidak lolos, bahagianya ia menghayalkan bisa lolos dan bersekolah di sekolah impiannya tersebut.
Hari-harinya selalu memikirkan hasil tes. Bagaimana tidak memikirkan, bayangkan saja puluhan bahkan ratusan peserta yang ikut tes, hanya beberapa saja yang akan di terima.
Hingga tiba saatnya di mana hari akan di bagikannya hasil tes tulis, Ahmad sudah bersiap dengan segala perasaan untuk menerima selembar surat keputusan antara di terima dan tidak terima.
Ahmad berangkat pukul 09:00 untuk menuju sekolah. Seperti biasa, sebelum menuju ke sekolah, ia singgah terlebih dahulu di rumah Boski  untuk sejenak bersantai dan berbincang tentang kemana mereka akan melanjutkan pendidikan apabila mereka tidak di terima.
“ Deg-degan amat nyah” ucap Ahmad yang membuka obrolan antara dirinya dengan Boski. Boski yang sibuk dengan  sepeda nya menjawab  “ Tenang bae sih, da sekolaan loba keneh”
“ Dia teruskeun kamana, lamun henteu di terima?” Tanya Ahmad yang duduk dan sibuk memikirkan hasil tesnya.
“ Ka MTS bae lah nu deket”
“ Wih… Brok hayu ih ka sekolaan. Ges jam beraha ieu?” Gugun datang dengan sebuah ajakan yang mengagetkan Ahmad dan Boski.
Boski menyimpan sepedanya lalu bersiap untuk menuju sekolah, Ahmad dan Gugun sudah berdiri dan menunggu Boski yang sedang bersiap-siap. Kemudian mereka bertiga berangkat menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah, mereka menunggu Bu Nacih, yang merupakan Wali Kelas 6b yang akan membagikan hasil tes tulis kemarin.
 Duduk di bawah pohon mangga, Ahmad, Boski, Gugun, dan semua teman mereka yang juga ikut serta mengikuti tes tulis di SMPN 1 Cikande asyik mengobrol sambil menunggu.
Ketika sedang asyik mengobrol, Bu Nacih dengan seragam dinas yang menggunakan motor supra warna hitam tiba di sekolah, sambil membawa sebuah map coklat. Semua yang sedang menunggu di bawah pohon manga di depan ruang kelas 6a sudah menebak apa yang ada di dalam map coklat itu. “ Ayo, semuanya masuk kesitu” Bu nacih memerintahkan murid-muridnya untuk masuk ke dalam ruangan terdekat. Yaitu ruang kelas 6a.
Semuanya masuk kedalam ruangan dan langsung duduk. Di susul dengan Bu Nacih yang masuk ruangan sambil menenteng map di tangan kanannya dan tas di tangan kirinya.
“ Hari ini, Ibu akan membagikan hasil tes tulis kalian” Ucap Bu nacih yang baru saja menaruh tasnya di atas meja paling depan dekat dengan papan tulis.
Seisi ruangan terdiam sambil mendengarkan pengumuman hasil tes. Satu persatu di panggil secara urut untuk maju mengambil surat hasil tes tulis.
Hingga tiba pada saat Ahmad di panngil untuk maju dan mengambil surat hasil tes miliknya. Ia berjalan dengan raut muka yang tegang dari meja paling belakang menuju meja paling depan.
***
Semuanya sudah menerima surat hasil tes. Dan semuanya di persilahkan untuk melihat hasil tes, apakah mereka di terima atau tidak.
“ Alhamdulillah… di terima” Teriak seorang wanita yang bernama Via Oktaviani. Yang di susul dengan teriakan bahagia dari yang lain.
Berbeda dari yang lain, yang berteriak bahagia karena di terima di sekolah itu. Ahmad terdiam murung seakan tidak menyangka dan tidak percaya dengan hasil tesnya sendiri, Ahmad tidak lolos tes tulis. Ia hanya mendapatkan nilai tes 4,7 terpaut tiga angka lebih rendah dari ketentuan nilai di terima yaitu 5,0. Berbeda dengan Boski dan teman lain yang juga tidak ikut berteriak bahagia karena tidak di terima, hanya tertawa kecil melihat tingkah temannya yang berhasil di terima.
Ahmad begitu terpukul, ia tak menyangka bahwa dirinya gagal lolos. Dan pada saat akan berpamitan dengan Bu Nacih Ahmad di tanya oleh Bu Nacih
“ Lolos ga Mad?”
“ Engga Bu” Jawab Ahmad dengan nada lemas.
“ Yaudah gapapa, terus mau lanjut kemana? Mondok?”
“ Kurang tau deh Bu, Paling nyari yang deket ajah deh. Pulang dulu yah Bu ” Ahmad berpamitan untuk pulang tanpa menghiraukan teman-temannya. Ia pulang dengan membawa selembar kertas hasil tes yang menyatakan bahwa ia tidak di terima di SMPN 1 Cikande.
Ahmad menekuk mukanya di sepanjang perjalanan dari sekolah menuju rumah.
“ Assalamualaikum…” Ahmad mengucap salam sambil menegetuk pintu rumah.
“ Waalaikumussalam” Ibu Ahmad menjawab salam dari dalam rumah dambil berjalan menuju pintu.

Bersambung…

*“ Dia teruskeun kamana, lamun henteu di terima?”= “Kamu Nerusin ke mana, kalau tidak diterima”
*“ Ka MTS bae lah nu deket”= “Ke MTS aja deh yang deket”
*“ Wih… Brok hayu ih ka sekolaan. Ges jam beraha ieu?”= “ Wih… Brok hayu ke sekolah. Udah jam berapa ini”

#OneDayOnePost #ODOPbatch5 #BismillahLulus #TantanganVII&VII  #CerbungEpisode3



Subscribe to receive free email updates:

14 Responses to "Perjalanan Singkat Episode 3"

  1. T_T
    Sedih banget sih.
    Kan jadi down inih.

    ReplyDelete
  2. Kasian. Jadi sedih nih.
    Nggak pake jalur letjend aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan sedih berat mas 😂
      Jalur apa itu 😂

      Delete
  3. Pasti ada rencana lain dariNya, la tahzan ☺

    ReplyDelete
  4. Sabar ya ahmad.. sekolahan lain masih buka pendaftaran kok..

    ReplyDelete
  5. Semangaaat Ahmad 😆

    Seneng ih baca percakapan yg pake bahasa sundanya 😅

    ReplyDelete
  6. Hmmm, sedih liat ahmad ga lolos, smg dapat yg terbaik buat ahmad

    ReplyDelete
  7. Bahasa Sunda nya Cikande lucuu unik beda sama di bandung 😆

    ReplyDelete

Beri aku 1001 kritik dan saran :)