Sakit Namun Tak Berdarah

Sakit Namun Tak Berdarah

Oleh : Muhammad Rafiyudin

Sesampainya di rumah. Yudi langsung mengambil handphonenya yang ia simpan di atas meja belajar. Ia berbaring di atas kasur dengan spray warna biru. Ia mengecek, apakah ada balasan pesan dari Nay. Nay adalah seorang gadis kelas 11 ipa 2, ia memiliki postur tubuh dengan tinggi sekitar 156 cm dengan rambut panjang yang selalu di helai. Namun, ternyata pesan nya belum di balas oleh Nay. Akhirnya, Yudi memutuskan untuk mandi dan  bersiap-siap shalat maghrib lalu belajar.

***

Yudi dan Nay sedang dekat, dalam tanda kutip mereka sedang PDKT.  Sejak acara parade teater bulan Agustus 2016 lalu. Yudi terkenal sebagai laki-laki yang friendly dengan siapapun di sekolahnya. Ia kenal hampir di kenal seluruh warga sekolah. Yudi duduk di bangku kelas 11 ips 1. Ya, berbeda jurusan dengan Nay.

***

September 2016. Ke-2 remaja ini sedang mengalami sebuah cinta masa SMA. Ya, tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk saling mengenal dan menerima. Mereka menjalin hubungan dengan status pacaran. Wajar saja ya, namanya juga Anak SMA. Sama halnya seperti Anak SMA lainnya, mereka sering berangkat bareng, pulang bareng, dan hal-hal lain yang di lakukan oleh Anak SMA pada umumnya.

Hari demi hari terlewati. Hingga, sudah hampir Ujian Akhir Semester. Hubungan mereka mulai mengalami titik renggang. Sikap Nay berubah 180 derajat kepada Yudi. Yang awalnya sering berangkat bareng dan pulang bareng, kini sudah tak seserig dulu. Nay selalu menolak ajakan Yudi untuk Berangkat dan pulang bareng. Entah karena sebab apa. Yudi pun terheran-heran dengan sikap Nay yang berubah begitu saja.

***

16 Februari 2018. 3 bulan sebelum UAS, di jam istirahat, Yudi memutuskan untuk menemui Nay di depan kelas 11 Ipa 2. “ Hy… apa kabar? Udah makan belum? Ke kantin yu” Sapa yudi sekaligus mengajak Nay ke kantin.
“ Duluan ajah deh Yud, aku lagi gam au ke kantin hari ini” Tolak Nay.
“ Lho kenapa?”
“ Udahlah Yud, kamu duluan ajah yah. Aku mau ngerjain tugas matematika nih”
“ Yaudah, biar aku beliin kamu roti sama minum ya”
“ Gausah yud, kamu gausah repot-repot”
Nay kembali masuk kelasnya, meninggalkan Yudi yang sedari tadi menunggunya.

***

“Yudi… wuihh, kenapa nih kok mukanya di tekuk gitu, dapet nilai merah ya?” sapa Dion sekaligus bertanya kepada Yudi.
“ Tau nih, udah santai aja kali Yud. Kan masih bisa perbaikan nilai” Sambung Tama, mencoba menenangkan Yudi.
“ Kalian ini, apaan sih. Wong nilaiku tidak ada yang merah.” Yudi menjawab semua perkataan Dion dan Tama.
“ Lah terus, kenapa mukamu di tekuk seperti itu” Tanya Dion.
“ Aku heran sama di Nay, akhir-akhir ini dia berubah”
“ Berubah jadi apa Yud, Power rangers?”
“ Tama… Tama… kamu ini ada-ada saja. Mana mungkin Nay berubah jadi Power Rangers.”
“ Ahh, kalian ini memang sebelas dua belas, tidak ada bedanya. Sudahlah aku mau masuk kelas, jangan lupa hari Kamis ada ulangan Bahasa Indonesia.” Yudi meninggalkan Dion dan Tama, sambil menaruh botol air yang ia beli di warung kantin.

Saat akan masuk kelas. Di depan perpustakaan Yudi sekilas melihat Nay sedang jalan berdua dengan seorang laki-laki. “ Ahh, ini hanya khayalanku saja” gumam Yudi dalam hati.

***

Yudi masuk dan langsung duduk di kursinya. Sambil menyelesaikan tugas Geografi nya.
Tidak lama kemudian. Brug… brug… brug Dion dan Tama datang membuat suasana kelas menjadi tekaget-kaget. “ kalian ini ya, bikin orang sekelas kaget saja. Ada apa? Kenapa kalian tergesa-gesa”
“ Gawat yud gawat” ujar Dion sambil dengan nafas terengah-engah.
“Gawat kenapa ?” tanya Yudi
“Nay yud Nay”
“Kenapa  Nay?, hah kenapa Nay, katakan!”
“ Nay, Nay sedang duduk berdua dengan Wawan Yud”
“ Wawan kelas 11 Bahasa?”
“ Iyah Yud”
“ Dimana mereka? ”
“Di dekat Aula Yud” Jelas Tama.
Yudi bergegas menuju Aula dengan tidak memperdulikan Dion dan Tama. Ia lari dari kelasnya yang berada di bagian Timur sekolah menuju Aula yang berada di sebelah Barat sekolah. Dekat dengan Kelas 11 Ipa dan Bahasa.
Sesampainya di depan kelas 11 bahasa, selang 2 kelas saja dengan Aula. Yudi berhenti berlari dan melanjutkan untuk berjalan santai menuju Aula. Nafasnya terengah-engah.
“ Pulangnya biar aku antar ya” Ajak Wawan kepada Nay.
“ Iyah Wan, makasih yah” Jawab Nay sambil tersenyum.
“ Yaudah yu, masuk kelas”
“Ayoo”
Yudi yang menguping percakapan antara Wawan dan Nay mulai muncul kehadapan mereka dan berkata “ Ohh, jadi ini alesan kamu ga bales pesan aku, ini alasan kamu nolak ajakan aku?”
“ Yud, aku bisa jelasin Yud”
“ Udah ga ada yang harus di jelasin Nay. Semuanya udah jelas kok. Aku pikir kamu beda sama cewe lain, tapi ternya kamu ga ada bedanya”
“Yud please… dengerin aku dulu” Nay memohon kepada Yudi.
“ Nay, Wan. Sukse yah.”
“ Yud kamu mau kemana Yud, dengerin aku dulu Yud, Yudi….”
Wawan hanya terdiam, kemudian Yudi meninggalkan Nay dan Wawan dengan mata berkaca-kaca, hatinya sangat terluka.


#OneDayOnePost #ODOPbatch5 #edisibaper

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sakit Namun Tak Berdarah"

Post a Comment

Beri aku 1001 kritik dan saran :)