Hujan dihari senin

Waktu menunjukan pukul 04:00 dimana sudah terdengar suara tahrim di masjid maupun mushola. Ahmad terbangun dan segera bergegas mencuci muka dan berwudhu untuk berjama’ah sholat subuh dimasjid dekat rumahnya. Sebelum berangkat kemasjid ia tak lupa untuk membangunkan kedua orang tuanya .

Pak Erwin sebagai Rt kampun harapan terlihat sudah duduk di shaf paling depan denagn sarung dan kemeja bermotif batik ciri khasnya.

Pak Ali dengan lantunan ayat sucinya yang merdu, tak heran apabila pa ali ditunjuk sebagai muadzin masjid kampung, sudah masuk waktu subuh dan iapun segera mengumandakan adzan dengan suaranya yang khas.

Para jama’ah segera merapatkan barisan setelah pa kali sudah selesai mengumandangkan adzan dan iqomah.

Selepas sholat subuh berjama’ah Ahmad berjalan pulang menuju rumahnya yang berjarak 500 meter dari masjid, sesampainya dirumah ia segera mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.

Sekitar pukul 05:33 terdengar suara rintik-rintik hujan diatas genting. Ahmad yang sudah siap menuju sekolah mulai khawatir karena hari ini adalah hari senin dimana semua sekolah akan mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih yang diadakan rutin setiap hari senin.

Ahmad bersekolah di SMAN 1 Harapan. Ya, sebuah sekolah yang dibangun oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kampong tersebut. Sekolah ini memiliki tata tertib yang harus di taati oleh setiap siswa/I nya agar siswa/I nya disiplin.

Waktu menunjukan pukul 06:56 hujan semakin deras  sedangkan tata tertib sekolah adalah semua siswa/I diharuskan berada di sekolah 15 menit sebelum bel masuk berbunyi.
Ahmad semakin cemas karena ia takut akan hukuman yang akan diberikan kepadanya oleh Pak Joko. Pak Joko adalah seoarang guru BK  yang sangat ditakuti oleh para siswa/I.
Waktu semakin siang tepatnya pukul 07:15 hujan mulai reda. Namun, cuacanya masih mendung. Ahmad memutuskan untuk berangkat kesekolah tanpa membaawa paying atupun jas hujan. Karena payung yang ia miliki sudah dipakai ibunya kepasar dan jas hujan yang ada dirumahnya sudah dipakai oleh ayahnya bekerja.

15 menit perjalanan dari rumah menuju sekolah Ahmad tidak menjumpai satupun teman sekelasnya diperjalanan, ia semakin cemas.

Pukul 07:30 Ahmad sampai didepan gerbang sekolah yang masih terbuka lebar, ia kebingungan karena biasanya gerbang sekolah ditutup pada pukul 07:00 dan iapun bertanya kepada pak Handoko salah seorang penjaga gerbang disekolahnya.

“ Pak, kok gerbangnya belum ditutup?” Tanya Ahmad.

Serentak dengan suara garangnya pak Hadoko menjawab “ Belum, karena baru beberapa siswa saja yang datang, hari ini juga tidak ada upacara tapi hanya apel penaikan saja. Memangnya dirumahmu tidak hujan apa?, “

“ syukurlah kalo begitu, hu hujan pak”. 

#onedayonepost #odopbatch5

Subscribe to receive free email updates:

19 Responses to "Hujan dihari senin"

  1. untung hujan ya, hiii...
    suka... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suka sama hujannya ajah mba jangan sama si pak erwin nya 😂

      Delete
  2. Bagus.. bisa dilanjutkan lagi nih!

    ReplyDelete
  3. Ini fiksi atau pengalaman pribadi ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cerita fiksi yang di ambil dari pengalaman pribadi 😂

      Delete
  4. Hujan itu rahmat,untung hujan ya😁 ending cerita nya bagus

    ReplyDelete
  5. Hujan itu berkah, tapi terkadang masih suka dianggap musibah.😓

    ReplyDelete

Beri aku 1001 kritik dan saran :)