Oleh
: Muhammad Rafiyudin
Seorang
gadis dengan lesung pipi yang khas sedang di perpustakaan, membaca sekaligus
mengerjakan tugas rangkuman biologi yang harus diselesaikan. Ia mencatat setiap
poin penting yang ada di dalam buku tersebut. Buku yang ia baca adalah buku
mata pelajaran biologi.
Ketika
sedang khusyu nya menyelesaikan catatan yang harus segera dikumpulkan. Gadis dengan
lesung pipi ini dikagetkan dengan suara berisik dari rombongan anak ips yang
juga akan mengerjakan tugas di perpustakaan. Gadis ini sedikit melirik ke arah
rombongan anak ips yang masuk tanpa mengucap salam dan malah membuat kegaduhan.
Ia
kembali melanjutkan catatannya yang tadi sempat terhenti karena kegaduhan yang
disebabkan oleh candaan dari anak ips itu. dan setelah selesai, ia beranjak
pergi meninggalkan perpustakaan untuk segera mengumpulkan tugasnya ke kantor
guru.
Pada
saat sedang berjalan ke arah pintu keluar, ia melihat seorang pemuda dengan
atribut sekolah yang tidak lengkap sedang sibuk mencari buku di rak buku. Ada sedikit
rasa ingin membantu pemuda tersebut. Namun, ia harus segera menuju kantor guru
untuk mengumpulkan tugasnya. Akhirnya, gadis ini tidak menghiraukan pemuda itu,
dan melanjutkan langkahnya ke kantor guru yang berada sekitar 12 meter dari
perpustakaan.
Setelah
mengumpulkan tugasnya, gadis ini masih punya waktu 1 jam sampai bel masuk
istirahat pertama. Ia memutuskan untuk kembali menuju perpustakaan, karena ia
tahu jika ia kembali ke kelas juga akan percuma. Karena guru biologinya tidak
akan masuk kelas dan hanya menunggu teman-teman kelasnya mengumpulkan tugas ke
meja guru biologinya.
Ternyata,
pemuda yang mengenakan seragam dengan atribut sekolah yang tidak lengkap itu
masih berkutat dengan rak buku, hingga kemudian gadis ini memutuskan untuk
membantunya.
“Ada yang bisa kubantu?”
Ucap gadis ini.
“Ehh, hy Rin” Pemuda
itu menyapa gadis berlesung pipi yang memiliki nama Rin.
“A…apa!? Kamu tahu
namaku?” Tanya Rin dengan heran.
“Aku juga tahu di mana
kelasmu” Ucap pemuda itu yang masih sibuk mencari buku di rak buku.
“Bagaimana bisa kamu
tahu namaku?” Tanya Rin
“Akhirnya… ketemu juga”
“Hah? Ketemu bagaimana?”
“Oh… Maaf, aku baru
saja menemukan buku yang kucari sedari tadi”
Pemuda yang
berpenampilan tidak rapih itu memperkenalkan dirinya sambil memepersilahkan Rin
untuk duduk. “Namaku Aris, kelas XI Ips 3. Aku tahu namamu dari daftar
kunjungan siswa yang ada di meja pengawas perpus”
“Ohh… Aku kira kamu
peramal!” Ketus Rin kepada Aris.
“Memangnya aku ini
Dilan 1990 yang hobi meramal Milea. Hahaha” Aris tertawa begitu kencang hingga
membuat seisi perpus menatap kearahnya.
“Ahh, dasar anak ips
bisanya bikin ribut ajah, gatau tempat apa!” Ketus seorang pemuda berkacamata
yang duduk di sebelah meja Aris dan Rin.
“Kamu sedang apa di
perpustakaan?” Tanya Rin.
“Aku harus mengerjakan
tugas dari guru sejarahku. Sudah empat kali tugasnnya tidak aku kerjakan”
“Hah? Empat kali?”
“Iyah empat kali, dan
kali ini aku harus mengerjakannya dengan waktu satu jam”
***
Hari
itu adalah hari teraneh sekaligus hari paling menyenangkan selama masa Sma ku. Di
perpustakaan sekolah bertemu dengan Aris anak ips yang selalu datang terlambat,
dan tidak pernah mengerjakan tugas.
Hari
itu juga aku rela tidak masuk kelas setelah istirahat pertama hanya untuk
menemani Aris mengerjakan empat tugas sejarahnya. Aris yang baru aku kenal
ternyata tidak seperti anak-anak lain katakan. Ia orang yang asyik, baik, lucu,
dan sangat aneh.
Dia
bisa tahu namaku dari buku kunjungan siswa yang ada di meja pengawas perpus. Konyol
memang anak yang satu ini. Tapi aku akui, sebenarnya dia hanya butuh ruang
gerak dan juga waktu untuk merubah kebiasaan terlambatnya. Sejak saat itu pula
aku merasa ingin sekali merubah gaya berpakaiannya.
Setelah
selesai mengerjakan tugasnya, Aris tidak buru-buru mengumpulkannya. Ia malah
bercerita tentang dirinya yang terkadang membuatku tertawa. Dan akupun
terpancing untuk menceritakan kisahku padanya, dan benar ternyata ia juga
tertawa mendengar ceritaku.
Selain
bercerita, aku menasihati Aris agar mengenakan seragam dengan atribut sekolah
yang lengkap, dan memberikan solusi agar ia tidak terus menerus datang
terlambat.
Aris
hanya mengangguk saat aku memberinya nasihat. Entah, apa yang ada pada isi
kepalaku saat itu. Aku hanya terus menerus menasihatiya. Padahal aku baru
mengenalnya.
Kemudian,
aku melihat jam tanganku, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 13.00. tanpa
disadari ternyata aku dan Aris sudah menghabiskan waktu berjam-jam di
perpustakaan.
Aris
yang harus mengumpulkan tugasnya pada saat itu kaget setelah aku memberitahunya
bahwa waktu sudah menunjukan pukul 13.00. Lalu Aris mengajaku ke kantor untuk
menemui guru sejarahnya. Na’as guru sejarahnya sudah pulang sekitar 15 menit
yang lalu.
Aku
kira Aris akan marah kepadaku, karena aku tidak mengingatkan tugasnya yang
harus dikumpulkan. Tapi ternyata dugaanku salah. Aris malah menyuruhku untuk
menunggu di depan kantor, ia masuk ke dalam kantor dan meletakan buku tugasnya
di meja guru sejarahnya. Sudah kubilang anak ini memang butuh sedikit waktu dan
juga ruang gerak untuk merubah kebiasaannya.
Aris
mengajaku ke kantin untuk makan siang. Seperti biasa, di kantin sudah ada
rombongan siswa yang sedang tertawa membicarakan hal yang tidak penting.
Setelah
selesai makan siang, aku dan Aris memutuskan untuk kembali ke kelas
masing-masing. Kami berpisah di depan tangga kelas, kelasku di atas dan kelas
Aris di bawah. Aku masuk ke kelas, yang kebetulan belum masuk atau masih jam isitirahat
kedua. Namun, tidak dengan Aris. Ia malah meutuskan untuk pulang melewati pagar
belakang sekolah.
Aku
mengatahui hal itu hal itu dari Siska, teman satu angkatanku ketika smp yang
satu kelas dengan Aris. Aku kecewa dengan Aris, ternyata dia memang susah untuk
di ajak ke arah kebaikan. Dan bodohnya aku yang sangat perduli pada Aris yang
baru kukenal.
Keesokan
harinya, ketika aku sedang duduk di kelas. Tempat duduku yang berada dekat
dengan jendela yang searah dengan lapangan upacara. Aku tidak melihat ada anak
yang sedang di hukum di sana. Padahal setiap hari, selalu ada saja satu anak
yang dihukum di sana. Anak itu adalah Aris.
Tapi
hari itu aku tidak melihatnya, setelah aku tanya kepada Siska, ternyata hari
itu Aris tidak datang terlambat. Bahkan, lebih awal dari petugas kebersihan
sekolah. Aris juga mengenakan seragam dengan atribut sekolah lengkap.
Dan
menurut Siska, kemarin Aris bolos karena mengunjungi rumah guru sejarah untuk
meminta maaf karena tidak pernah mengerjakan tugas. Aris juga menyatakan bahwa
kemarin adalah bolos yang terakhir kali untuk dirinya.
#OneDayOnePost
#ODOPbatch5 #Fiksi
Kereeen Ariss ππ .
ReplyDeleteHehehe, π
DeleteWihhh keren nih
ReplyDeleteHallo mass Rusdy π
DeleteHuah... Aris keren ih,
ReplyDeleteRin luar biasa ya Aris. Hehehe...
Ini bukan kisah nyata yaaa mbaa πππ
DeleteAku mau jadi ren, eh rin... biar bisa ngerubah orang seperti kamu, eh Arisππ
ReplyDeleteDuhhhh ππ
DeleteAsyik nih kalo dibuat novel Aris 2018, Rin, cinta di perpustakaan,π, makin mateng aja nih rafi ceritanya, mantap keren π
ReplyDeleteWahhh, ide yg bagus bun π
DeleteUntuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonasaya.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : 7A996166
* WA : +85511817618
Salam Sukses Pesonaqq.com