Tragedi Kerbau Kakek dan Nenek yang Hilang

Tema : Hewan Peliharaan
Judul : Tragedi Kerbau Kakek dan Nenek yang Hilang
Penulis : Muhammad Rafiyudin



Namaku Yudi, seorang anak kecil yang tinggal di sebuah kampung bernama Dahu Pasir. Di Desa ini aku tinggal bersama keluarga besar dari Ibuku. Rutinitas keluargaku adalah bertani. Kakek dan Nenekku juga seorang petani.

Selain bertani Kakek dan Nenek juga sering mengembala Kerbau, pada saat umurku 6 tahun aku sering di ajak untuk mengembala kerbau bersama Nenek. Dengan olok-olok semangkuk nasi goreng yang akan diberikan kepadaku.

Sepuluh ekor kerbau di gembala oleh Kakek dan Nenek. Tapi Neneklah yang sering mengembala kerbau. Karena kakek sibuk bertani padi di sawah.

Dalam sehari Kakek dan Nenek akan mengembala kerbau dua kali. Di pagi hari dan sore hari. Jika pagi hari sekitar pukul 7 Nenek akan membuka pintu kandang kerbau yang ada di samping rumahku. Dan tak jarang, nenek mengajaku yang sedang duduk di depan teras rumah menyaksikan Nenek membuka pintu kandang kerbau. Lalu pulang sekiar sepuluh.

Dan sore hari sekitar pukul 4 atau setelah shalat ashar Kakek yang akan membuka pintu kandang kerbau. Setiap sore aku tidak ikut mengembala bersama kakek ataupun nenek. Karena, setiap sore aku akan bermain sepak bola bersama teman-teman yang lain.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Kerbau kesayangan Kakek dan Nenek berkurang 3 ekor. Kerbau milik Kakek dan Nenek dijual untuk membeli motor keingingan anak bungsunya Kakek dan Nenek atau pamanku.

Kini hanya tersisa tujuh ekor kerbau yang ada di kandang dan digembala oleh Kakek dan Nenek. Namun, seperti halnya manusia. Kerbau juga bisa menambah keturunan, salah satu kerbau milik Kakek dan Nenek melahirkan dua anak kerbau. Dan kini kerbau Kakek dan Nenek bertambah jadi 9 ekor.

Lagi dan lagi, kerbau kakek dan nenek kembali berkurang, Kakek dan Nenek kembali menjual kerbau kesayangannya untuk biaya merenovasi rumah. Kakek dan Nenek menjual 5 ekor kerbaunya. Dan kini kerbau yang tersisa hanya tinggal 4 yang diantaranya, 1 ekor kerbau jantan, 1 ekor kerbau betina, dan dua ekor kerbau yang masih kecil.

Dari sepuluh ekor kerbau milik Kakek dan Nenek, hanya empat ekor kerbau yang tersisa.

Hingga umurku beranjak ke usia sekolah menengah pertama, di mana kerbau milik Kakek dan Nenek hanya tinggal tersisa dua ekor saja. Satu ekor kerbau betina dan satu ekor kerbau jantan yang masih kecil.

Pagi itu keluarga besarku dikagetkan dengan hilangnya dua ekor kerbau milik Kakek dan Nenek yang tersisa. Entah, bagaimana bisa hilang. Ibu, Paman, Kakek, Nenek, Bibi semuanya gentar-gentir mencari kerbau yang hilang. Ayahku sudah berangkat kerja tidak sadar kalau kerbau milik Kakek dan Nenek sudah hilang, seperti orang yang sedang terhipnotis, Ayahku yang biasa membeli kopi tidak melihat kalau di kandang kerbau sudah kosong, padahal Ayah melewati kandang tersebut.

Nenek hanya menangis melihat, kerbau kesayangannya sudah tidak ada. Aku yang hari itu harus sekolah, memaksakan untuk ikut mencari kerbau yang hilang. Semuanya mencoba menyisir daerah hingga sampai ke desa sebelah. Aku yang melihat ada jejak kerbau, mencoba mengikuti ke mana jejak itu melangkah. Tanpa memperdulikan yang lain dan tanpa memperdulikan harus sekolah, aku hanya mengikuti jejak itu.

Benar dugaanku, jejak itu akan membawaku ke sawah yang dulunya dipakai sebagai tempat membuat batu bata, yang ada di bawah rumahku. Tidak lama kemudian, aku mendengar ada suara teriakan kerbau yang mencari Ibunya. Benar saja teriakan itu berasal dari kerbau jantan kecil yang ternyata tidak terbawa oleh orang yang mencuri kerbau kesayangan Kakek dan Nenek.

Kerbau kecil ini mengamuk tidak terkendali, aku mencoba berteriak untuk meminta bantuan agar kerbau kecil ini bisa dibawa pulang. Namun sayang, kerbau kecil ini sudah berlari menuju tempat yang biasa digunakan oleh Kakek dan Nenek untuk mengembala.

Aku mencoba berlari mengikuti kemana kerbau kecil ini berlari. Tanpa menggunakan alas kaki apapun, yang ada di kepalaku hanyalah, bagaimana caranya agar kerbau kecil ini bisa dibawa pulang. Sampai di tempat yang biasa digunakan oleh Kakek dan Nenek sebagai tempat mengembala, kerbau kecil ini semakin mengamuk tak terkendali dan terus berteriak memanggil Ibunya.

Kakek, dan Paman-Paman ku akhirnya datang. Lalu mencoba menenangkan kerbau kecil yang mengamuk ini. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya kerbau kecil ini berhasil dilumpuhkan dan dibawa pulang.

Sangat di sayangkan, hanya kerbau kecil jantan yang berhasil ditemukan. Sedangkan, kerbau besar betina sudah hilang entah dibawa kemana oleh pencuri.

Kerbau kecil ini mengalami trauma berat, sampai-sampai ketika akan di gembala oleh Nenek, kerbau ini mengamuk, berlari tak beraturan. Nenek yang sudah memberi tali di hidung kerbau itu bermaksud untuk mengikatnya di pohon agar kerbau kecil ini bisa makan rumput yang ada dilapangan depan rumahku. Na’as Nenek malah terseret sekitar dua meter, terbawa oleh kerbau kecil yang mengamuk itu. beruntung Nenek hanya mengalami luka kecil. Karena kejadian itu akhirnya kakek meutuskan untuk tidak mengembalanya dan hanya memberi makan di kandang. Khawatir kerbau ini akan kabur.

Karena hanya tinggal satu ekor kerbau yang tersisa, Kakekpun memutuskan untuk menjualnya. Karena kerbau ini tidak akan bisa menambah keturunan.

Ternyata, bukan satu kali saja kejadian pencurian kerbau di keluargaku. Sudah hampir tiga kali ada orang yang mencoba mencuri kerbau milik Kakek dan Nenek. Namun hanya satu kali yang berhasil. Entah, karena sebab apa orang-orang dengan isi kepala yang jahat itu menginginkan kerbau milik Kakek dan Nenek.

Mendengar kisah itu, perasaanku berubah menjadi dendam terhadap orang-orang yang sudah melukai keluargaku khususnya Kakek dan Nenekku. Ingin rasanya kuberi pelajaran orang-orang itu.

Hari berganti hari, perasaan itu mulai hilang dari diriku. Melihat Kakek dan Nenek sudah mulai mengikhlaskan hilangnya kerbau kesayangan mereka. Membuat pikiranku tenang, dan mulai memaafkan orang-orang itu.

***

Kini Yudi duduk di bangku kelas dua SMA. Ia masih ingat Tragedi Hilangnya Kerbau Kakek dan Neneknya yang sudah berlalu sekitar empat tahun yang lalu itu.

Kandang kerbau yang kini berubah fungsi menjadi gudang berisi peralatan bertani, adalah saksi nyata Tragedi itu.

Ada rasa suka dan duka dari Yudi yang melihat gudang itu. Di situlah masa kecilnya penuh warna. Dan ia selalu ingat bagaimana Neneknya membuka pintu kandang lalu mengajaknya mengembala dengan olok-olok semangkuk nasi goreng buatan Neneknya yang menjadi makanan pagi favorit Yudi.

Kemudian Yudi memutuskan untuk menuliskan Tragedi itu untuk melengkapi tantangan ke-2 nya di komunitas penulis yang ia ikuti yaitu, One Day One Post.


#OneDayOnePost #ODOPbatch5 #Fiksi #Tantanganke-2

Subscribe to receive free email updates:

18 Responses to "Tragedi Kerbau Kakek dan Nenek yang Hilang"

  1. Wuuuuuss, keren mas Rafi. Semangat terus ng-ODOP-nya!!!

    ReplyDelete
  2. Hoooo~~~ :o
    Endingnya cakep.. Kkk~~ ^^

    ReplyDelete
  3. Ikut sedih tuk kakek dan nenek T_T
    Rafiii... kamu keren sekali ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahhh πŸ˜‚πŸ˜‚
      Terimakasih Mba Nia, yg lebih keren.😊

      Delete
  4. Keren si yudi #eh...

    Jadi inget kalo didesaku juga lagi gencar berita sapi ilang di bawa mobil sedanπŸ˜‚πŸ˜‚

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aihiihihi makasih mba Ren.
      Berapa tahun yg lalu itu mba?

      Delete
  5. Hiks..kasian kakek dan nenek😒

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. Asal jgn suka sama yg nulisnya ajh mba Des πŸ˜‚πŸ˜‚

      Delete
  7. Semangatt yaa , btw sama sama kelas 2 sma juga ternyata :v

    ReplyDelete
  8. Semangatt yaa , btw sama sama kelas 2 sma juga ternyata :v

    ReplyDelete
  9. Ayo yudi semangat sukses biar bisa blikan nenek dan kakek kerbau lagiπŸ‘πŸ˜Š

    ReplyDelete
  10. Kok bisa dicuri, katanya kerbau paling susah dicuri. Klo bukan yg punya yg bawa, nggak mau pergi katanya.

    ReplyDelete

Beri aku 1001 kritik dan saran :)