Kotak Kayu Rahasia

Oleh : Muhammad Rafiyudin

Namaku Aris, Aris Setiawan. Kelahiran Malang tahun 1980. Ibuku seorang mahasiswi dari salah satu universitas yang ada di Jakarta, berasal dari Kalimantan. Ayahku seorang Tentara Angkatan Udara, asal Sulawesi. Mereka bertemu di Jakarta pada saat Ibuku masih kuliah dan di saat yang bersamaan Ayahku sedang tugas di Jakarta.

Setelah lima bulan menikah, Ayahku dipindah tugaskan ke Malang. Ibuku yang pada saat itu sedang mengandungku ikut dengan Ayah. Karena Ayah dipindah tugaskan dengan waktu yang tidak menentu.

Satu bulan setelah pindah, Ayah semakin sibuk dengan tugasnya. Bahkan hampir tidak ingat dengan Ibu yang sedang hamil. Berangkat sejak matahari belum terbit, pulang setelah matahari terbenam. Bahkan, sesekali tidak pulang. Karena tuntutan tugas Negara.

Dua bulan setelah pindah, Ibu mulai merasakan tendangan-tendangan kecil dari dalam perutnya. Ayah yang tahu akan kondisi Ibu sangat cemas. Bahkan, hampir sering sekali izin tugas.

Tepat di bulan ketiga Ayah harus terbang menuju bagian Timur Negara yaitu, Papua. Ayah di pindah tugaskan dengan jangka waktu dua bulan. Ibu tidak ikut dengan Ayah, dengan kondisinya yang seperti ini, Ayah takut untuk membawa Ibu ke Papua.

Setelah sampai di Papua. Ayah mengirimi Ibu surat. Setelah menerima dan membacanya, Ibu menyimpan surat tersebut di sebuah kotak kecil yang berisi kalung berbentuk hati, yang pernah Ayah berikan kepada Ibu.

***

Tujuh belas tahun kemudian, di mana Aris sudah tumbuh besar menjadi seorang remaja yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Terbukti, dengan kesehariannya yang selalu dihabiskan di sekolah dan di rumah.

Namun, Aris masih menyimpan sebuah pertanyaan dari lubuk hati yang paling dalam. Ia masih mempertanyakan di mana keberadaan Ayahnya. Sudah 17 tahun ia tak berjumpa dengan Ayahandanya.

Hingga pada suatu hari Ibunda Aris menceritakan bagaimana Ayahnya, dan mengapa ia tak bisa berjumpa dengan ayahandanya.

***

Pada saat Ibuku melahirkanku ke dunia ini. Ayahku sedang berada di perjalanan pulang dari Papua menuju Malang, menggunakan pesawat . Naas, pesawat yang membawa kurang lebih 150 orang, termasuk Ayahku di dalamnya. Pesawat ini mengalami gagal mesin pada saat akan landing di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang.

Dan sejak saat itu pula, aku menjadi seorang anak yatim.

***

Aris yang selama ini bertanya-tanya tentang Ayahnya yang ternyata sudah tiada sejak ia lahir. Ibu Aris memberikan sebuah kotak kecil yang berisi surat yang pernah dikirimkan oleh Ayahnya, beserta dengan kalung berbentuk hati.

Kotak Kayu Rahasia…

#OneDayOnePost #ODOPbatch5 #Fiksi