Oleh
: Muhammad Rafiyudin
Cikande, Juni 2016 bertepatan dengan bulan ramadhan.
Disuatu sore di mana Ahmad sedang asyik menyaksikan siaran televesi di ruang
tamu. Tiba-tiba terdengar suara nada pesan dari handphone nya. Lalu dengan
sigap ia membuka pesan tersebut, ternyata pesan masuk yang diterima Ahmad
dikirim oleh salah seorang temannya. Ia kaget setelah membaca pesan yang berisi
sebuah ajakan untuk mengikuti acara MABIT di Bandung, Jawa Barat. Ia membalas
pesan tersebut dengan rasa penuh kaget, Ahmad memastikan bahwa pesan itu benar,
bukan sebuah pesan lelucon dari seorang teman yang sedang nganggur di saat
ngabuburit, menunggu adzan maghrib.
Ternyata pesan yang
Ahmad terima itu benar, dan bukan sebuah pesan lelucon. Ahmad bingung harus
membalas apa lagi, ia hanya menyuruh temannya untuk datang ke rumah setelah
tarawih.
Tepat setelah shalat
tarawih. Seorang laki-laki berumur 17 tahun dengan postur tubuh tinggi besar
mengetuk pintu rumah Ahmad. Bukan hanya suara ketukan pintu yang Ahmad dengar,
ia pun mendengar suara salam. Setelah berjalan sambil menjawab salam dari
kamar, Ahmad membuka pintu. Tak disangka, ternyata orang yang mengetuk pinttu
adalah teman Ahmad yang tadi sore mengirimi pesan berisi ajakan.
Ahmad bingung harus
melakukan apa, pasalnya ia mengira temannya itu tidak akan datang. Ternyata,
Ahmad salah mengira. Ahmad mencoba mengulur waktu dengan mengobrol dan
menanyakan teknis pelaksanaan acara MABIT tersebut.
Lima belas kemudian,
Ahmad memutuskan untuk ikut dalam acara tersebut. Ahmad meminta izin kepada
orang tuanya, sambil menjelaskan kegiatan yang akan ia ikuti. Orang tua Ahmad
tidak punya pilihan lain, pasalnya tidak enak dengan teman Ahmad yang sudah
menjemput Ahmad.
Ahmad langsung bergegas
menuju kamar untuk bersiap-siap. Berpenampilan sederhana dengan hanya
menggunakan celana lepis warna hitam, dan baju kaos warna hitam, dilengkapi
dengan sweter milik kakak perempuannya.
Kemudian Ahmad bersama
temannya berpamitan kepada orang tua, namun sayang Ahmad hanya diberi uang saku
sebesar dua puluh ribu untuk 3 hari di Bandung. Ya, jika kita hitung uang
sebesar dua puluh ribu untuk ongkos perjalananpun tidak akan cukup. Namun,
Ahamd membuktikan bahwa uang dua puluh ribu ini mampu membawanya ke Bandung,
dan akan mencukupi kebutuhannya selama 3 hari di sana.
Berangkat pukul 21:34
dari Cikande menuju Ciruas dengan menggunakan sepeda motor Jupiter z warna biru
hitam, yang bisa dibilang sudah berumur. Perjalanan mereka terhambat oleh hujan
deras yang datang secara tiba-tiba pada saat mereka baru sampai di pintu tol
Ciujung, memaksa mereka untuk segera menepi untuk berteduh.
Tiga puluh menit
kemudian, hujan mulai reda. Mereka melanjutkan perjalanan menuju Ciruas,
perumahan persada Banten tepatnya. Mereka bermaksud untuk mengunjungi rumah salah
seorang guru dari teman Ahmad untuk mengambil titipan yang kebetulan akan di
antar ke Bandung.
Setelah sampai di
perumahan persada Banten, Ciruas. Mereka langsung mencari alamat yang sudah
dikirimkan via chat bbm. Kemudian setelah mereka menemukan alamat tersebut, dua
orang yang hanya bermodal nekat dan niat yang kuat tanpa uang yang cukup banyak
ini mengetuk pintu rumah yang sesuai dengan alamat yang mereka terima.
Tidak lama kemudian,
seorang wanita membuka pintu dan langsung menyuruh Ahmad beserta temannya untuk
duduk dan beristirahat sejenak, minum teh hangat dan juga sedikit makan malam
yang diberikan oleh wanita yang merupakan guru dari pria berumur 17 tahun
tersebut, tidak bisa mereka tolak begitu saja.
Setelah selesai
berisitirahat, mereka memutuskan untuk langsung berangkat menuju terminal
Pakupatan, Serang Banten. Karena, waktu sudah semakin malam.
Sekitar 15 menit
perjalanan dari perumahan persada Banten menuju terminal Pakupatan, Serang
Banten. Mereka menitipkan sepeda motor yang bisa dibilang sudah berumur itu ke
penitipan motor yang berada tidak jauh dari terminal. Dan setelah selesai
menitipkan motor, mereka langsung bergegas menuju terminal untuk menunggu bus
yang sudah diberitahu oleh guru dari pria 17 tahun itu.
Setelah menunggu
lumayan lama, akhirnya bus yang mereka tunggu sedari tadipun tiba. Mereka langsung
naik ke bus tersebut untuk menuju terminal Leuwi Panjang, Bandung Jawa Barat.
***
Pukul 04:07 Ahmad dan
pria 17 tahun tersebut sampai di terminal Leuwi Panjang, Bandung Jawa Barat. 15
menit sebelum waktu imsak tiba. Mereka menyempatkan diri untuk sahur seadanya. Ya,
mereka hanya sahur dengan sepotong roti yang mereka bawa dari rumah.
Ahmad yang tidak tahu
menahu soal rute perjalanan antar kota, hanya mengikuti si pria 17 tahun
tersebut. Ya, mereka menunggu bis damri jurusan Dago. Mereka menunggu sejak
pukul 04:40 setelah selesai melaksanakan shalat subuh di musholla yang ada di
terminal Leuwi Panjang. Namun, mereka tidak jadi menuju Dago, mereka turun di
depan SMAN 1 Bandung, untuk menunggu di jemput oleh seorang mahasiswi yang tergabung
dalam sebuah organisasi di Bandung. Mereka hanya mengikuti arahan dari
mahasiswi yang akan menjemput mereka. Tidak disangka tidak diduga, ternyata
mereka harus menunggu berjam-jam lamanya di depan SMAN 1 Bandung.
Tepat pukul 12:17 seorang
mahasiswi yang sudah akrab dengan pria 17 tahun ini melambaikan tangan dari
seberang jalan. Lalu ia menyebrang untuk menemui Ahmad dan juga pria 17 tahun
itu. Sambil sedikit berbincang tentang pelaksanaan acara MABIT. Ternyata kuota
peserta sudah penuh. Boom…
Ahmad dan pria 17 tahun
itu terkejut mendengar berita ini. Siapa sangka, niat dan tekad mereka untuk
ikut MABIT di Bandung tiba-tiba pupus oleh satu kalimat dari seorang mahasiswi.
Namun, mahasiswi
tersebut tentu tidak akan membiarkan 2 pemuda nekat dari Banten untuk pulang
begitu saja. Mahasiswi ini mengajak Ahmad dan pria 17 tahun untuk ikut kegiatan
organisasinya di Serdang Serang.
Singkat cerita… Ahmad
dan pria 17 tahun ini di antar ke SMKN 2 Siliwangi, Bandung Jawa Barat. Ahmad dan
temannya ini dikenalkan dengan Aa ao dan Aa Eka, yang kebetulan adalah siswa
dari SMKN 2 Siliwangi, yang kebetulan seangkatan dengan taman Ahmad, dan
tinggal di sekolah tersebut. Ahmad dan juga temannya akan menginap di sekolah
tersebut selama 3 hari.
Selama tiga hari
itupula Ahmad dan pria 17 tahun itu di ajak mengikuti kegiatan organisasi yang
diikuti oleh mahasiswi yang menjemput mereka di SMAN 1 Bandung. Bertemu dengan
orang-orang organisasi yang rata-rata masih seumuran dengan teman Ahmad itu,
bukan hal yang sulit bagi 2 pemuda Banten yang nekat untuk beradapatasi dengan
kebiasaan orang-orang organisasi ini.
Di hari ketiga, Ahmad
dan juga Pria 17 tahun ini membantu untuk menyukseskan acara buka bersama yang
akan diadakan di BTM (Bandung Trade Mall). Dari mulai persiapan sampai
pelaksanaan. Dan pada akhirnya acara buka bersama di BTM (Bandung Trade Mall)
sukses terlaksana atas kerja sama bersama.
Niat dan tekad yang
dibantu oleh nekat mampu mengantarkan mereka Hingga kembali pulang ke Banten
dengan pengalaman mengembara di Kota orang tanpa membawa banyak uang.
#OneDayOnePost
#ODOPbatch5 #Fiksi
Keren, mantap π
ReplyDeleteWuihhhh, Bunda jadi the first readers π
DeleteJadi nostalgia masa sekolah
ReplyDeletebernostalgia, hehehe
DeleteKeren Rafi... #eh Ahmad ;-)
ReplyDeleteAhmad mba yang keren, bukan Rafi
DeleteBanyak yang harus di nekadkan dalam hidup iniπππ
ReplyDeletenekaaaattttt
DeleteKayaknya acaranya seru~ ><
ReplyDeleteSeandainya masih muda.. Wkwk XD
untung masih muda, hehehe
DeleteHoaaa... seru banget pengalamannya π Nggak nyangka modal 20 ribu rupiah bisa dapat banyak pengalaman di Bandung,
ReplyDeletehehehe, tau tuh si Ahmad bisa ajah
Delete