Dia yang Tersakiti Hingga Mati


Tema : Hewan Peliharaan
Judul : Dia yang Tersakiti Hingga Mati
Penulis : Muhammad Rafiyudin

Oleh : Muhammad Rafiyudin


Dia yang menjadi kesayangan anak-anak kecil, karena keanggunannya. Dia juga sering menjadi bahan obrolan oleh anak-anak yang menyukainya. Menjadi bahan rebutan oleh anak-anak yang menyukainya. Menjadi bahan mainan oleh anak-anak yang menyukainya.

Hingga pada suatu ketika, ada seorang anak kecil bernama Kevin yang mengadopsinya. Anugrah yang luar biasa untuknya, karena ada yang mau mengadopsi dirinya. Hari pertama diadopsi dia begitu riang gembira, makanannya terpelihara dengan rapih. Dia begitu menikmati hari-hari barunya dengan Kevin yang mau mengadopsinya.

Setiap hari, pada saat sebelum berangkat sekolah, Kevin selalu memberinya sarapan, dan juga mandi pagi yang menyegarkan, dengan obrolan-obrolan manja yang sering Kevin katakan kepadanya. Dan setelah pulang sekolah, dia akan diberi makan siang. Sore harinya dia akan dimandikan dengan air keran oleh Kevin.

Berbeda dari kehidupan sebelumnya, dia hanya memakan apa yangdia temukan. Tidak perduli bersih atau tidak, tidak perduli sehat atau tidak. Yang penting dia bisa mengisi perutnya.

Kevin begitu menyayangi dirinya begitupun sebaliknya. Dia sangat menyayangi Kevin yang sudah bersedia mengadopsinya yang mau untuk merawat dan juga membesarkan dirinya dengan baik.

Hari-hari nya begitu meyenangkan, setiap hari Kevin selalu membawanya kemanapun kevin pergi. Tak jarang Kevin juga memperkenalkan dia kepada teman-teman sebaya Kevin.

Hingga suatu ketika, dia merasa Kevin sudah tidak perduli lagi dengannya. Setiap pagi Kevin hanya menaruh sarapan tanpa ada sapaan hangat yang biasa dikatakan. Dia mulai patah semangat dengan sikap Kevin yang mulai berubah. Yang awalnya perhatian kini menjadi masa bodo atau hanya sebatas menggugurkan kewajiban memberinya makan dan memandikan.

Sungguh berat nasib dia yang diadopsi. Hari-hari penuh warnanya kini berubah menjadi hari-hari yang membosankan dengan keadaan yang semakin hari semakin menyebalkan.

Dia berpikir bahwa Kevin akan memberi hati hanya untuk dirinya, tapi ternyata tidak demikian. Kevin mulai berpaling ke lain hati.

Kini dia hanya bisa menerima kenyataan yang begitu pahit, seperti kopi yang biasa dinikmati di café oleh pria bertopi koboi disetiap sore.

Hari-harinya kini dirundung oleh rasa sepi yang membelenggu dalam hati. Pikirannya selalu dihantui oleh rasa sesal yang ada di dalam dada. Ia menyesal karena telah diadopsi oleh orang yang salah. Sesalnya sudah tidak ada artinya lagi, kini ia harus menikmati hari-hari yang lebih buruk dibanding kehidupan dia sebelumnya. Semua kemanisan yang diberi Kevin hanya berlaku di awal saja, ketika diakhir semua rasa manis berubah menjadi rasa pahit.

Hari berganti hari, dia semakin dirundung pilu oleh rasa sesal yang terus menerus mencekam pikirannya. Tak kuat menahan beban batin dan pikiran membuat dia jatuh sakit. Kevin tidak ada disampingnya ketika dia sakit. Kevin sedang asyik dengan adopsian barunya di depan teras rumah.

Dia mencoba menahan rasa sakit yang dialaminya dengan  genangan air mata yang membanjiri tubuhnya. Rasa sakit itu membuat dirinya tidak berdaya. Untuk jalan mengambil makanan yang Kevin sediakanpun dia sudah tidak sanggup.

Dia berpura-pura tertidur setiap kali Kevin menaruh makanan. Dia sadar, jika Kevin tahu bahwa dia sakit tentu Kevin akan terganggu dan terbebani olehn dia. Maka dari itu dia menutupi rasa sakitnya dengan berpura-pura memejamkan mata, dengan tujuan agar Kevin mengira bahwa dirinya sedang tertidur.

Suatu pagi ketika hari kerja, dia yang baru bangun dari tidurnya tertegup setelah membuka mata. Ternyata dia dipindahkan ke kamar belakang oleh Kevin. Kamar depannya di pakai untuk adopsian baru Kevin yang jauh lebih bersih darinya.

Hati dia semakin kacau, pikirannya semakin tak beraturan. Habis manis sepah dibuang, itulah ketusannya dalam tangisan kecilnya. Dia bertanya-tanya mengapa Kevin sejahat ini, sambil terus menahan rasa sakit yang sudah dialami berhari-hari.

Dia yang sudah tak kuat menahan rasa sakit akibat tekanan batin yang dialami sudah tak sanggup lagi. Dia terbaring lemah tak berdaya dengan nyawa yang sudah tiada.

Pada saat Kevin akan memberi makan sore, Kevin yang heran dengan dia yang tidak makan, makanan yang sudah disiapkan oleh Kevin sejak tadi pagi. Kevin tidak melihat sedikitpun makanan yang dimakan, yang Kevin lihat hanyalah dia yang terbaring lesu. Ketika Kevin mencoba menyentuhnya, Kevin terkaget-kaget karena melihat dia sudah tidak bernyawa lagi.

Kevin menangisi kepergiannya yang begiru cepat. Kevin menyesal karena telah mengabaikan dia. Tangisan Kevin semakin menjadi-jadi setelah tahu bahwa dia meninggal karena sakit yang dia tahan selama berhari-hari setelah memegang perut dia.

Kevin tidak menyangka bahwa dia akan pergi secepat ini. Dia yang merupakan adopsian pertama Kevin adalah salah satu korban janji manis Kevin yang pertama. Kevin yang berjanji akan selalu menjaga dia ternyata lupa akan janjinya itu. kini Kevin hanya bisa menangisi kepergiannya tanpa bisa menghidupkannya kembali.

Kevin menguburkan jasad dia dibantu dengan kakaknya. Kevin menguburkan jasadnya di kebun belakang rumah. Dengan dalam kuburan sekita satu setengah meter dan hanya hanya membalut jasad dia dengan seuntai kain putih, Kevin menaruh jasad dia yang sudah terlebih dahulu meninggalkan Kevin. Kemudian Kevin mulai mengubur jasad dia dengan tanah yang Kevin gali tadi.

Satu hari kepergian dia, Kevin masih sedih memikirkannya. Kevin menjadi tidak semangat belajar karena kepergian dia yang meninggalkan Kevin. Pikiran Kevin dirundung pilu yang sangat mendalam. Dia tidak berhenti mengingat-ingat keseruan yang pernah Kevin lakukan bersama dia.

Semuanya hanya tinggal kenangan, dia sudah pulang dengan rasa kasih sayang yang tak terbalaskan. Dia mati dalam irisan hati. Dan semuanya sudah terjadi, tanpa ada yang bisa mengulang kembali.

Hari kedua kepergian dia, Kevin sudah kembali riang gembira seperti biasa. Seperti orang yang tidak pernah memiliki rasa sedih. Kevin sudah asyik dengan adopsian barunya yang bisa membuatnya tersenyum. Sadis memang Kevin ini. Setelah membuat dia mati dengan rasa kasih sayang yang tak terbalaskan. Kini kevin sudah asyik bercengkrama dengan adopsian barunya. Seperti orang yang tak punya hati.

Satu minggu kemudian, disaat Kevin sedang berkunjung ke rumah Kakeknya di daerah Lampung, Kevin melihat sepupunya sedang asyik bermain pistol air di depan rumah. Kevin pun ingin ikut bermain pistol air bersama sepupu-sepupu Kevin.

Dan setelah Kevin setelah selesai bermain pistol air, Kevin dipanggil oleh Ibunya untuk membilas badannya dengan air hangat. Kemudian Kevin menuruti perintah Ibunya. Dan kemudia setelah selesai membilas badan. Kevin duduk di pangkuan Ibunya yang sedang mengobrol dengan Kakeknya. Kevin hanya mendengarkan obrolan antara Ibu dan Kakeknya. Hingga pada akhirnya Kakeknya bertanya “Kevin bagaimana dia, yang dua bulan lalu kamu temukan di hutan?”

 Kevin yang sedang asyik mengupas kulit pisang menjawab dengan santai “Dia sudah mati Kek”

“Oh… dia sudah mati ternyata” Ketus Kakek yang sedang menghisap rokok dengan seluntrung.

“Memangnya dia itu siapa nak?” Tanya Ibu Kevin.

“Dia itu kelinci, yang kemarin aku dan abang kubur Bu!”


#OneDayOnePost #ODOPbatch5 #Fiksi #TantanganKe-2

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Dia yang Tersakiti Hingga Mati"

Beri aku 1001 kritik dan saran :)